Selasa, 29 Januari 2008

UNTUK AKHY-ku

Surat ini kutujukan untuk-mu
Seseorang yang membuatku jatuh hati lewat pesan-pesan kecilmu tentang kehidupan.
Akhyku, aku memimpikanmu menjadi pemilik hatiku selamanya, bukan cuma saat ini, ketika kita berkasih dalam hayal dan bayang. Tapi juga besok, nanti dan selamanya.

Ketika kita dipersatukan dalam sebuah cinta hakiki pemberianNya, Allah yang telah mempertemukan kita berdua, dan Insya Allah akan menyatukan kita selamanya, sejujurnya aku menunggu saat itu datang.

Akhyku, aku tahu hari ini kau kesal padaku, mungkin di hatimu ada rasa membuncah karena ulahku. Tapi jangan biarkan marah itu berlarut-larut. Kumohon dengarkan aku, aku menyayangimu dan aku nggak ingin amarah itu menjadi cambuk kecil untukku dan kamu yang akhirnya memisahkan kita nantinya. KIta selesaikan kemarahan ini secepatnya, karena tak ingin aku kekhilafan dan emosi kita merusak benih cinta yang kini ada.

Akhy... Maafkan aku.
Aku akan belajar menjadi wanita terbaik untukmu, agar kau tak menyesal memilihku.

^_^

KANGEN (2)

Aku tak ingin bermain kata terlalu lama, karena aku lelah
Aku juga tak ingin terus berdiam diri, takut waktuku tak cukup

Jadi dekatkan telingamu, dengar bisikku...
"Aku kangen kamu"
Senyum diwajahmu itu... apa itu sebuah jawaban akan rinduku?
Adakah itu jawaban kau pun kangen aku?
"Aku ingin memelukmu"
Entangan tanganmu membawaku dalam dekapmu
Rasanya tenang didalam dekapmu
Rasanya hangat dalam jiwaku karenamu
Biarkan waktuku yang tersisa kulaui dengan dekapanmu, dan jangan lepas dulu

Nanti... tunggu hingga saatnya ku pergi, baru kau boleh melepasku
Sekarang.. jangan dulu, biar kurasakan betapa hangat tubuhmu
Betapa harum aromamu

"Aku harus pergi"
Kau lepas pelukmu dengan senyum tetap menghiasi wajahmu
Wajah manis ini, apa akan selalu jadi milikku?
Perpisahan kini harus dijelang, tapi percayalah kita kan berjumpa lagi
Nanti... suatu waktu, melepas kangen lagi...
Didalam khayalmu, atau dalam khayalku

Kalau kau setuju, kita akan melepas kangen malam ini, di peraduan kasihku-mu
Sebagai tanda cintaku padamu

PENULIS-INDONESIA.COM

Visit My Profile

LELAKI PERTAMA

Aku baru bergabung dalam sebuah situs kepenulisan www.kemudian.com, aku memiliki seorang teman baru bernama Shafira disana, sebuah tulisannya tentang lelaki pertama mengingatkanku pada bapak.
Dia sebut, lelaki pertamanya, adalah lelaki yang pertama kali menciumnya, membuatnya cemburu, menyayanginya, bahkan pergi dalam dekapannya.
Aku terharu, sangat terharu, itu puisi yang sangat indah, puisi untuk seorang 'buya' tercinta, aku benar-benar terhanyut dalam puisinya.

***

Selama ini yang pertama tertanam dalam tiap benak ketika menyebut kata 'lelaki pertama' mungkin saja seorang pria yang ada diluar keluarga kita yang pertama kali mengenalkan kita pada sesuatu yang baru, yang kadang ada yang menyebut 'pacar/kekasih atau bahkan seorang suami', nggak terfikirkan dalam benakku kalau orang-orang itu adalah lelaki kesekian dalam hidup wanita, karena sebenarnya lelaki pertama itu adalah 'ayah, bapak, abi, buya, father, papa' atau beraneka sebutan lainnya.

***

Aku sekali lagi terkesimah dan kini teringat pada lelaki pertamaku di rumah, entah apa yang sedang dilakukannya sekarang. Aku telah membuat hatinya nanar beberapa waktu lalu, gaya bahasaku dihadapannya terlampau kasar, terlampau berlebihan, terlampau tak sopan, MAAF PAK.

Shafira, kau benar-benar membuatku menangis, puisimu untuk ayahandamu terkasih meninggalkan bekas dalam hatiku, aku masih memiliki lelaki pertama itu, tapi tak jarang aku berbuat seolah aku tak membutuhkannya, MAAF PAK.

Terimakasih Shafira, aku akan lebih memperhatikannya sekarang. Karena sama sepertimu, dia juga lelaki pertama dalam hidupku.

KANGEN

Entah darimana rasa itu ada, kangen... kangen... kangen... berat.
Aku tak menjumpainya sejak malam dimana kami bersanding diatas nirwana. Aku melihatnya sejak malam dimana aku dan dia bertemu pertama dan hanya diam, dan kini kangen itu menggangguku.

Bagaimana harus kujalani tiap derap langkahku berikutnya dengan rasa kangen bertumpuk dihatiku? Aku ingin melepasnya tapi aku takut kehilangan, lalu bagaimana lagi???

Senin, 28 Januari 2008

SEMANGAT!!!!!

Boleh percaya boleh nggak, tapi ternyata nulis itu susah ya... inspirasi yang kadang datang kadang hilang bisa sangat mempengaruhi psikologi seorang penulis, baik yang sudah mahir atau yang pemula.
Saya termasuk penulis pemula, belum punya karya apa-apa dan belum jadi apa-apa. Tapi ternyata juga ngerasain hal yang sama loh.
Tempo hari pengen nulis cerita atau puisi tapi ampuuun deh susahnya, padahal kalau dikeluarin gitu aja dalam benak bisa keluar lancar banget, pas giliran mau dituangin ke atas kertas.... fiuhhh... kalau nggak dipaksa nggak bisa deh

*********
Satu-satunya cara yang aku dapat untuk memaksa diri ini untuk menulis dan menuangkan semua fikiran aku dalam bentuk puisi atau cerpen cuma satu cara "BERSEMANGAT". Seperti kata sebuah tokoh dalam serial Mandarin (aku lupa namanya) "Semangat!!! Itu kuncinya"

Tapi masalahnya gimana bisa bersemangat terus tiap hari padahal ada banyak masalah yang ada dalam kepala dan kehidupan ini yang harus harus selalu kita sikapi setiap hari, fiuuuh.

Mau tau caranya???
Berpandangan lurus ke depan dengan niat yang tulus untuk sebuah cita-cita
TAPI
Sekali-sekali pandang sesuatu juga dari sisi negatif, untuk mempersiapkan diri kita kalau-kalau didepan kita ada jurang yang udah terbuka lebar.

Semangat itu nggak perlu dicari kemana-mana, karena Semangat itu hanya tergantung dari diri kita sendiri, kalau kita punya niat pasti bisa, dan sekarang itu yang saya pakai.
Berpandangan lurus ke depan, hadapi semuanya dengan berfikir baik dan persiapkan kemungkinan terburuk yang akan kita hadapi nanti dengan sedikit melihat sisi negatifnya tapi jangan kebanyakan loh.

***

SEBUAH HIMNE UNTUK PAK HARTO

Lambaian tangan, penghormatan, tetesan airmata
Mengiringi pergi-mu
Putra Bangsa yang sempat memimpin Indonesia pusaka dengan kehangatan
Putra Bangsa yang telah membela Negeri ini dengan Bambu runcing sebagai pegangan

Selamat jalan Pak Harto
Lagu perpisahan akan berkumandang untukmu
Bendera setengah tiang selalu akan dikibarkan untukmu
Penghormatanmu pada Negeri ini akan selalu dikenang
Jasamu pada Negeri ini tak akan disia-siakan

Maafkan kami
Generasi muda yang tak tahu diri ini
Yang hanya menghabiskan peluh keringatmu dengan berkoar-koar di jalan tanpa perduli beratnya bebanmu
Menuntut perubahan demi perubahan padahal tak tahu bagaimana kau berjuang
Meminta perbaikan tapi hanya lewat orasi-orasi hambar
Menghujatmu dengan berbagai makian, padahal kami tak tahu bagaimana beban negeri ini kau pikul dipundakmu

Selamat jalan Pak, selamat jalan Putra Indonesia Tercinta
Kehangatanmu mungkin tak lagi akan ditemui
Tapi akan selalu tersimpan dalam kenangan

Selamat jalan bapak pembangunan terkasih
Pulanglah ke PangkuanNya, dengan senyuman
Setiap kali kau hadir dihadapan media massa
Yang meskipun mengumpatmu, hadir dengan pertanyaan menjatuhkanmu
Kau tetap tersenyum

Kembalilah pada Allah SWT,
Semoga kau ditempatkan di tempat terbaik di sisiNya

*****

Betapa hatiku takkan pilu... Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku tak akan sedih... Hamba ditinggal sendiri

Siapakah kini Pelipur lara, yang setia dan perwira
Siapakah kini Pahlawan hati, pembela bangsa sejati

Telah gugur Pahlawanku, Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh sribu, Tanah Air Jaya Sakti

*****

Bapak Suharto tercinta, Semoga kau tenang disisinya
dan Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan.

Untuk seluruh warga Indonesia, meskipun dia memiliki kesalahan pada masa kejayaannya, ingatlah bahwa dia telah memberikan kehidupan yang layak untuk kita, ingatlah bahwa dia telah membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan berkembang, ingatlah bahwa kita, selayaknya manusia ciptaan Tuhan memiliki salah dan khilaf, dan sudah sepantasnya saling memaafkan.

Bagaimanapun juga, dia pernah menjadi bapak negeri ini, memajukan negeri ini, dan menetramkan Indonesia, maka hargailah tiap jerih payahnya, tiap tetes keringatnya, tiap usahanya.