Selasa, 29 Januari 2008

LELAKI PERTAMA

Aku baru bergabung dalam sebuah situs kepenulisan www.kemudian.com, aku memiliki seorang teman baru bernama Shafira disana, sebuah tulisannya tentang lelaki pertama mengingatkanku pada bapak.
Dia sebut, lelaki pertamanya, adalah lelaki yang pertama kali menciumnya, membuatnya cemburu, menyayanginya, bahkan pergi dalam dekapannya.
Aku terharu, sangat terharu, itu puisi yang sangat indah, puisi untuk seorang 'buya' tercinta, aku benar-benar terhanyut dalam puisinya.

***

Selama ini yang pertama tertanam dalam tiap benak ketika menyebut kata 'lelaki pertama' mungkin saja seorang pria yang ada diluar keluarga kita yang pertama kali mengenalkan kita pada sesuatu yang baru, yang kadang ada yang menyebut 'pacar/kekasih atau bahkan seorang suami', nggak terfikirkan dalam benakku kalau orang-orang itu adalah lelaki kesekian dalam hidup wanita, karena sebenarnya lelaki pertama itu adalah 'ayah, bapak, abi, buya, father, papa' atau beraneka sebutan lainnya.

***

Aku sekali lagi terkesimah dan kini teringat pada lelaki pertamaku di rumah, entah apa yang sedang dilakukannya sekarang. Aku telah membuat hatinya nanar beberapa waktu lalu, gaya bahasaku dihadapannya terlampau kasar, terlampau berlebihan, terlampau tak sopan, MAAF PAK.

Shafira, kau benar-benar membuatku menangis, puisimu untuk ayahandamu terkasih meninggalkan bekas dalam hatiku, aku masih memiliki lelaki pertama itu, tapi tak jarang aku berbuat seolah aku tak membutuhkannya, MAAF PAK.

Terimakasih Shafira, aku akan lebih memperhatikannya sekarang. Karena sama sepertimu, dia juga lelaki pertama dalam hidupku.

2 komentar:

Elisabeth Ruru mengatakan...

Sebagai manusia, dan sebagai seorang anak, sudah hal biasa klo kita sering berbeda pendapat dengan orangtua. Apapun yg telah kamu lakukan pada ayahmu, seburuk apapun itu, beliau pasti akan selalu memafkanmu, bahwa peribahasa "Kasih anak sepanjang jalan, kasih ibu sepanjang masa" itu kurang tepat, karena dengan peran yg sama untuk mendidik kita, rasanya lebih pantas peribahasa tersebut menjadi "Kasih anak sepanjang jalan, kasih orangtua sepanjang zaman."
Kayaknya Lily juga setuju deh...

Cahaya Rindu mengatakan...

Yup, bener ru
bener banget, aku setuju.