Minggu, 23 Maret 2008

=== OPA ===

Opa...
Ikhwan muda yang kadang mengajakku bercanda
Ikhwan muda yang mengajarkan ketulusan
Ikhwan muda yang mengingatkan tika khilaf
Ikhwan jagoan komputer yang hingga kinipun masih terus belajar

Opa ini...
Tak henti belajar tentang kehidupan
Tak henti memoles hati dengan ilmu yang tak terbatas
Pandanganmu luas, seluas dunia
Pemahamanmu dalam, sedalam lautan
Kau tak henti untuk belajar, tak pula bosan mengajar
Tak apa ya opa, bila aku jadi satu muridmu?
Karena pengetahuanmu jauh lebih luas dariku

Hey opa yang suka mengantuk
Yang sering mengirimiku pesan hikmah penyejuk kalbu
Terima kasihku padamu
Atas ketakbosananmu mengingatkanku atas khilafku
dan tak bosa mengajariku tentang kecintaan pada Ilahi
Maaf...
Aku tak mampu membalasmu
Tak mampu membayar budimu
hanya seuntai doa yang dapat kuhulur
untukmu dan ukhty penyejuk kalbu

Semoga cinta hakiki Ilahi menyertaimu dan ukhty
Semoga kesabaran dan keikhlasan tak lekang dari hatimu dan hatinya
Semoga ia menjadi penyejuk pandanganmu
dan kau adalah penyejuk kalbunya
Semoga dia menjadi ratu dalam duniamu, bidadari di akhiratmu
pun kau adalah raja dalam dunia akhiratnya
Semoga tak lepas kasih sayang pemilik hidup dan mati menyertaimu dan dia
Akhy dan ukhty yang saling mendoakan
Opa dan oma yang cantik paras, cantik hatinya

Dari hati paling dalam
Semoga kalian selalu bahagia

====================================================================
Puisi ini ku rajut dari ribuan kata untuk seorang ikhwan yang kupanggil opa
Opa jangan suka ngantuk lagi yaaaa.... hehehe


Jumat, 21 Maret 2008

BAB IV

Wuiiiih, udah kelar sampai bab III loh, sekarang sedang berusaha mengerjakan bab IV, tapi sedihnya... FDku tertinggal di rumah, jadinya tak bisa kulanjutkan, hiks... hiks...

Aku ini makin hari makin sering lupa saja, hehehe. Tak apalah, yang penting tak lupa hal penting lainnya.
BAB IV itu sedang menungguku untuk diproses, aku tak punya bayangan apapun harus melanjutkan bagiamana, kemarin sudah kutulis beberapa paragraph di BAB IV, tapi rasanya kurang sreg dan harus kuganti. Tapi sampai sekarang kata-kata penggantinya sedang tak ada. Bagaimana ya???

Allah.. pinjam tanganNya dong, dan sedikit cahaya untuk menerangi otakku yang sedang berkabut ini, hehehe. Aku perlu untuk menulis, tak lama kok. Hanya sebentaaaaar saja.... pinjam ya.

KATANYA

Puisi itu ada emosinya. Selalu ada yang berjalan dalam puisi kita dan sampai ke pembaca. Apa jiwa dan emosi dari puisiku ya? Aku ingin tahu, karena aku ingin tahu maka kutanyakan pada seorang kawan yang sering membaca puisiku. Tapi aku terkejut mendengar jawabannya...
Katanya, ketika membaca puisiku ada kesedihan yang dia rasakan. Yang dia tangkap hanya kering dan sepi. Padahal aku sudah berusaha untukmembuat puisi yang berjiwa lain, tapi kenapa sampai sekarang aku masih menulis dengan alur yang sama ya?

Sepi, kering, gersang, kelam, penuh dengan kesedihan.

Aiiiih... kenapa aku menulis dengan bahasa seperti itu ya?
Dari dulu sampai sekarang, selalu dengan nada yang sama, dengan kepedihan, dengan kesedihan. Apa isi hatiku cuma sedih ya?

Ahhh... sudahlah... kalau memang tulisanku seperti itu, aku harus berjalan sedikit ke depan dan menulis yang lain. Tak boleh tentang kesedihan lagi.
Tapi, apa salahnya dengan kesedihan sih? Tak ada salahnya kan kalau aku jadi spesialis sepi, spealis sedih...
hahaha...

Minggu, 16 Maret 2008

JEMPUT AKU

Akhy...
Disini aku merajut mimpi indah tentangmu
Aku tak tahu akankah mimpi itu menjadi nyata nantinya
ataukah hanya sebuah khayalan semu
Aku tak tahu akankah bermakna yang kurajut kini
ataukah hanya sebuah penyesalan

Akhy...
Aku tak tahu apakah kau yang kutemui kemarin adalah akhy sejatiku
Aku tak tahu apakah kau yang kumimpikan kemarin akan menjai rajaku
Aku tak tahu apakah kau yang bermain dalam hatiku adalah pilihanNya untukku

Tapi Akhy...
Aku menunggumu untuk menjemputku
Aku lelah merajut mimpi sendiri, aku ingin ditemani
Aku tak ingin terus berlarut dalam tidur lelap hanya untuk menemuimu

Akhy...
Aku berdiri disini,
Menunggu kau menjemputku

Jumat, 14 Maret 2008

ABIKU SAKIT...

Allah...
Dipembaringan cinta dia mengaduh lemah
Abiku sedang sakit
Semalam dia membuatku gelisah, bercampur sedikit kesal
Subuh tadi kubangunkan dia dan aku tak bicara banyak
Pagi ini dia menelponku, suaranya pelan, hampir tak terdengar
Abiku sakit, duuuh... padahal aku sedang tak disampingnya
Abi sembuh ya...

Allahku yang maha pemurah
Pemilik dari nafas dan jantung ini
Bolehkah aku meminta?
Sebuah kesembuhan untuk abiku terkasih
Sebuah kesabaran untuk calon imam terkasih

Allahku
Boleh kutitip satu hal milikku?
Aku ingin titip abiku dalam penjagaanMU
Karena aku hanya percaya padaMU
Tolong ya...
Aku tak dapat merawatnya sekarang
Tolong rawat dia untukku ya

Please Allah...

Rabu, 27 Februari 2008

MANA METAFORANYA???

Sebuah tulisanku di www.kemudian.com bertajuk mama baru saja dirilis dan salah satu kawan yang selalu setia memberi pendapat tentang tulisanku, menanyakan satu hal, "Mana metaforanya?, mana umi yang selembut sutranya?"
Duuuuh... biar kubuat klarifikasi...
Aku merasa kehilangan metaforaku, aku merasa kehilangan sukmaku, aku merasa nggak punya rangkaian kata-kata lagi.

Tolong dooong!!!

Fira... tunggu metaforaku kembali lagi ya, hiiiikkkss...

SURAT UNTUK ALLAH

Ini juga sudah pernah kau baca kan???

Surat Untuk Allah

Assalamu alaikum Allah,
Aku pernah meminta sebuah istana pada-Mu. Tapi belum Kau beri padaku, aku mengerti... mungkin belum waktuku. Kali ini aku meminta sekali lagi padaMu. Kalau tak bisa sebuah Istana, aku meminta sebuah rumah saja.
Kukirimkan sebuah sketsa rumah yang kini aku inginkan... Aku tak perlu rumah besar, yang kuinginkan hanya rumah yang dapat kutempati tinggal bersama seorang ikhwanMu, Ikhwan yang kini ada dihatiku (Semoga akupun ada dihatinya).
Allah, Aku ingin Kau buatkan aku rumah beratap kepercayaan, bertiang ketabahan, beralas keikhlasan, berdinding kehangatan.
Bisakah Kau meminta para MalaikatMu untuk mengecatnya dengan warna putih, seputih cinta kasihmu padaku dan dia. Bisakah Kau minta bidadaraMu membuatkanku sebuah pekarangan yang seluas karuniaMu, dan bidadariMu menghiasi pekarangan itu dengan bunga-bunga kasih sayangMu. Lalu bisakah kau berikan aku sebuah kendaraan kecil untuk membawa kami ke SurgaMu.
Seandainya tak dapat Kau berikan aku rumah itu... tolonglah buatkan sebuah gubuk kecil untuk tempat tinggal kami. Tolong hiasi dengan kasih sayang dan cinta dariMu yang tak bertepi.
Bisakah?
Tolong beri jawaban padaku Allah... dan terima kasih atas segala cinta kasih dan sayangMu.

ANDAI KAU TAHU

Ini untukmu, yang kurindu dalam do'a untuk memimpin hidupku kedepan nantinya. Udah pernah terima ini ya... nggak papa ya kutulis lagi dalam blog ini, tapi tetap untukmu kok.


Andai kau tahu...

Hati ini gundah bila tak bertemu (itu katamu), kataku... Hati ini bergemuruh tika membayangkan pertemuan denganmu, sekedar membayangkanmu aku merasa takut akan kehilanganmu, bagaimana bila bertemu??? Mungkin aku tak ingin lepas darimu

Hatimu merindukanku (itupun katamu), kau tahu... hati ini tak pernah lepas dari rasa yang selalu ingin bersamamu, tiap kali mata ini terpejam, kuingin saat terbuka kau ada dihadapku, memberi satu senyum kecil untukku, untuk menghantarku menghadapi hariku.

Kau minta pada-Nya, agar menyatukan kita suatu saat nanti, agar kita selalu didekatkan olehNya meski jarak memisahkan kita, meski lautan terbentang luas diantara kita, dan kau minta agar dalam hatimu selalu ada aku. Kau tahu yang kupinta?
Aku minta agar kita tak sekedar dipertemukan, tak sekedar didekatkan, tak sekedar dipersatukan, tapi tak akan pernah dipisahkan, aku minta agar aku tak dibuang dari hatimu, dan kau tidak pergi dari hatiku. Aku minta agar aku ada dalam hatimu selamanya, dan kau akan berada dalam hatiku selamanya...

Andai kau tahu...
Hatiku pun merindumu, hati ini pun ingin bersamamu, jiwa ini ingin selalu didekatmu,
Tapi aku dan kamu harus bersabar...
Mungkin Allah belum mempertemukan kita, karena Dia... bersama malaikat-malaikatNya, sedang merancang sesuatu yang indah untuk mempertemukan kita. Sesuatu yang tak akan pernah lepas dari ingatanmu dan ingatanku, sesuatu yang akan menyatukan hati kita lebih dari saat ini, sesuatu yang tidak sekedar pertemuan sepasang kekasih, tetapi pertemuan dua hati, untuk selamanya.

Apa kau tahu...?
Aku memimpikanmu menjadi Imamku, kau masuk dalam do'aku, kau hadir dalam tiap harapku, kau ada dalam tiap tarikan nafasku.

Sabtu, 23 Februari 2008

AKU LELAH

Aduuuuh... cape, ngantuk. Nggak tidur semaleman karena ada insiden kecil dengan dia.
Hoaaahm... pengen tidur tapi lagi ditempat kerja nih.

Maaf... aku lelah bertengkar denganmu
Meski mungkin untukmu kita tak pernah bertengkar
Maaf... aku sedang tak ingin marah
Jadi please jangan paksa aku untuk marah
Maaf... iya aku salah
Tapi aku lelah kalau harus memasang tampang cemberut di hadapanmu padahal hatiku merindumu

Aku lelah... tolong hentikan perselisihan ini, Please

Jumat, 22 Februari 2008

PINJAMKAN AKU

Duh Allah yang telah mengalirkan sukma dalam jasadku
Yang telah meminjamkan raga untuk nafasku
Yang telah memberiku kehidupan yang hingga kini masih berpadu dengan jantungku

Kupinta satu padamu... sebuah pinta untuk memenuhi hasratku
Sesungguhnya aku malu meminta ini padaMu,
Tapi aku hanya manusia yang kau cipta bersama naluri dan rasa ingin,
Dan aku ingin dia, yang telah Kau masukkan namanya dalam hatiku, mengisi lembar demi lembar kehidupanku tersenyum
Sebuah perjalanan telah kami lalui dan aku ingin memberinya sebentuk tanda kasih

Mungkin harusnya tak perlu, karena kinipun kasihMu ada berpadu dalam hatiku dan dia,
Tapi tolong... pinjamkan aku nafas lebih panjang untuk bersamanya
Pinjamkan aku tangan agar aku bisa berkarya untuknya
Pinjamkan aku deguban jantung agar terus dapat kulalui hidup dibawah lindunganMu bersamanya
Pinjamkan aku cinta yang tulus, agar kutak melupakanMU karena mencintai dia

CAHAYA RINDU UNTUK AKHYKU

Untukmu ya akhy...
Dalam peraduan malam aku melukis wajahmu
Dalam peraduan kasih aku mengukir senyummu
Entah bagaimana Allah memasukkan namamu dalam hatiku
Aku tahu... Dia maha segalanya hingga dapat melakukan apapun yang dikehendakiNya
Dia bahkan terlalu berkuasa untuk kutentang,
dan karena aku tak punya kuasa untuk itu, maka kubiarkan Allah menyusupkan namamu ke dalam hatiku

Lalu kini setelah sekian waktu ku namamu berpijak dihatiku, aku tak lagi ingin membuangmu jauh
Sebait namamu kini jadi segudang rindu yang menyelusup ke jantungku, bermain di fatamorgana mimpiku, berjalan di awang-awang ragaku, memenuhi seluruh hasrat dalam jiwaku, mengisi tiap ruang kosong dalam diriku, hingga kadang tak mengijinkanku untuk bernafas bila namamu belum kusebut

Ya akhyku...
Sebuah cahaya bermain diremang mataku tika malam gelap gulita menghampiriku
Sebuah nafas memburu cepat masuk dalam ragaku memintaku untuk membuang semua isi dan hanya menempatkan nafas itu saja yang didalamnya
Ya akhyku...
Cahaya itu menggamitku dalam belenggu malam dan tak mengijinkanku berpindah,
Dan cahaya itu tak ingin kubuang dari malam, karena bersama cahaya itu, ada rindu teramat yang selalu kusiapkan untukmu
Dalam cahaya itu ada jiwa yang selalu merindumu, dalam cahaya itu ada aku menunggumu


PINJAMKAN TANGANMU PADAKU, DAN SEJUKKAN FIKIRANKU

Dia ingin aku membuat sebuah novel tentang kami, tentangku dan dia. Aku ingin, bahkan sebenarnya sudah pernah mempersiapkannya, tapi aku nggak tahu bagaimana harus memulainya.
Aku ingin memulai dari pertemuan kami, tapi aku bingung harus menggunakan kata-kata seperti apa untuk memulainya. Pertemuan itu sangat sederhana, sangat natural, terjadi begitu saja dan akhirnya menjadi sangat membekas dalam hatiku. Lalu berakar dan menjadi bagian dalam hidupku. Entah bagaimana harus memulainya, harus menggunakan kalimat seperti apa agar rangkaian kalimat yang ada dihatiku saat itu dan kini bisa tertuang sejelas mungkin, dan membuatnya tersenyum, sama seperti aku tersenyum ketika mendengar pintanya
"Umi bikin novel tentang kita ya..."
Aku ingin mencipta sebuah novel yang bisa menjadi symbol pertemuan dan kebersamaan kami, agar suatu waktu nanti, ketika kami telah berumur, ketika telah ada buah hati yang mengisi hari-hari kami, kami masih memiliki sebuah catatan untuk mengenang pertemuan kami, mengenang kebersamaan kami, perdebatan-perdebatan kecil, besar, kecemburuan yang selalu sering da
tang, keraguan sesaat, mimpi-mimpi indah, harapan-harapan, dan semua hal yang telah kami lalui bersama.

Allah...
Tolong pinjamkan tanganMu padaku, aku ingin menulis sesuatu untuknya, yang bisa kami kenang suatu waktu nanti, agar kebersamaan ini tak hanya kami yang rasakan
Allah, tolong segarkan fikiranku, aku ingin membuatu sebuah karya cinta untuknya, agar dia tahu betapa hati ini tak pernah lepas memikirkan dia.
Allah, tolong maafkan, karena sekali lagi... kuduakan namaMu dengan namanya, dihatiku
Tolong jangan hukum aku karena itu

Jumat, 15 Februari 2008

KEHILANGAN

Dalam semburat malam aku meramu wajahmu
Dalam desau angin aku melukis nafasmu
Dalam rindangnya pepohonan kutuliskan takutku

Aku berlalu bersama maya dan melihatmu berbaris di barisan paling belakang
Berlari bersama mengejar sesuatu yang... entah apa harus kusebut ia
Tetes embun berbaris dipipiku, aku tahu itu... rintik tangis telah menodai wajahku

Aku kehilanganmu,
Tanpa kusadari... tanpa jejak... tanpa kias kata... aku takut
Gemericik hujan menggangguku, kini menderas dan akhirnya membanjir di peraduanku
Aku tak ingin lari mengejarmu, karena itu kan menjatuhkan harga diriku.
Tapi hatiku berbisik kecil, dan kaki ini menyongsong langkahmu,
menarikmu masuk dalam mimpiku
Tolong... jangan pergi, karena aku tak sanggup kau tinggal jauh
apalagi kau kata tak mau kembali...

JANGAN

Minggu, 10 Februari 2008

MATAHARI

Hari ini entah matahariku pergi kemana
Apa dia sedang berjalan-jalan dan lupa jalan pulang?
Cakrawalan ini memang terlalu luas, dia bahkan bisa tersesat diantara kumpulan awan yang biasa dia tempati untuk mencurahkan sinarnya
Dia pernah meminta agar diijinkan pergi ke malam
Menggantikan posisi bulan, atau berdampingan dengan sang pujaan hati
Sang Rembulan Putih diatas sana, yang selama ini hanya bercanda dengan bintang

Mungkin matahariku sedang mencari cara agar dapat kesana
Tapi akhirnya lupa jalan pulang, dan tertinggal diantara badai dan angin gersang

Matahari... pulanglah...
Kasihan alam kau tinggal hitam, kelam, tanpa cahaya, tanpa sinar

Sabtu, 02 Februari 2008

CEMBURU

Bolehkah kukatakan bahwa aku jatuh cinta?
Karena hatiku rasanya penuh beda sejak kenal dia
Cemburu yang dulu pernah kurasakan pada makhluk Adam selain dia
kinipun kembali terasa, tapi lebih dalam
Aku menangis dua malam lalu karenanya
Dia cemburu pada seorang kawan yang baru kukenal
Salahku...

Lalu, hati kecilku berbisik menggangguku
Dia akan meninggalkanku
Aku menangis sejadi-jadinya... seolah tak lagi ada ruang untuk sebuah senyuman dihatiku
Dia marah, murka, hatiku rasanya bak dicabik-cabik serigala
Sakit rasanya...
Aku tak siap kehilanganmu

Aku terbaring lemas di pembaringan
Seolah mengaduh kesakitan, hatiku berteriak-teriak
"Jangan biarkan separuh hati yang kini mendampingiku pergi dariku"
Begitu teriaknya... akupun tak ingin
Akupun tak rela kalau dia datang dan mengambil kembali titipan hatinya
karena titipan hati itu kini ada bersama jiwaku yang lama kesepian

Aku menunggunya, didepan pintu kamar peraduan cinta
Dia datang tanpa senyuman, dengan wajah ditekuk penuh kemarahan
Aku hanya tertunduk lemas, dia masih marah, dan akan terus marah
Tes... tes... tes...
Air mataku jatuh, lalu... tangan kekarnya merengkuhku
Aku terbenam jatuh dalam pelukannya, sama seperti malam-malam lalu ketika aku menangis karenanya
"Afwan..." Kataku. Memohon maafnya karena ulahku.
Dia tersenyum, senyum pertamanya setelah kemarahan bertubi-tubi sejak sore tadi
Dia menyeka airmataku, dia mengecup keningku, dia membenamkanku dalam dekapnya
"Jangan diulang lagi ya"
Aku mengangguk perlahan... sebuah asa penuh cinta hadir lagi dalam hatiku
Aku belum kehilangan dia, aku masih memilikinya, dan akan aku jaga selamanya.

Selasa, 29 Januari 2008

UNTUK AKHY-ku

Surat ini kutujukan untuk-mu
Seseorang yang membuatku jatuh hati lewat pesan-pesan kecilmu tentang kehidupan.
Akhyku, aku memimpikanmu menjadi pemilik hatiku selamanya, bukan cuma saat ini, ketika kita berkasih dalam hayal dan bayang. Tapi juga besok, nanti dan selamanya.

Ketika kita dipersatukan dalam sebuah cinta hakiki pemberianNya, Allah yang telah mempertemukan kita berdua, dan Insya Allah akan menyatukan kita selamanya, sejujurnya aku menunggu saat itu datang.

Akhyku, aku tahu hari ini kau kesal padaku, mungkin di hatimu ada rasa membuncah karena ulahku. Tapi jangan biarkan marah itu berlarut-larut. Kumohon dengarkan aku, aku menyayangimu dan aku nggak ingin amarah itu menjadi cambuk kecil untukku dan kamu yang akhirnya memisahkan kita nantinya. KIta selesaikan kemarahan ini secepatnya, karena tak ingin aku kekhilafan dan emosi kita merusak benih cinta yang kini ada.

Akhy... Maafkan aku.
Aku akan belajar menjadi wanita terbaik untukmu, agar kau tak menyesal memilihku.

^_^

KANGEN (2)

Aku tak ingin bermain kata terlalu lama, karena aku lelah
Aku juga tak ingin terus berdiam diri, takut waktuku tak cukup

Jadi dekatkan telingamu, dengar bisikku...
"Aku kangen kamu"
Senyum diwajahmu itu... apa itu sebuah jawaban akan rinduku?
Adakah itu jawaban kau pun kangen aku?
"Aku ingin memelukmu"
Entangan tanganmu membawaku dalam dekapmu
Rasanya tenang didalam dekapmu
Rasanya hangat dalam jiwaku karenamu
Biarkan waktuku yang tersisa kulaui dengan dekapanmu, dan jangan lepas dulu

Nanti... tunggu hingga saatnya ku pergi, baru kau boleh melepasku
Sekarang.. jangan dulu, biar kurasakan betapa hangat tubuhmu
Betapa harum aromamu

"Aku harus pergi"
Kau lepas pelukmu dengan senyum tetap menghiasi wajahmu
Wajah manis ini, apa akan selalu jadi milikku?
Perpisahan kini harus dijelang, tapi percayalah kita kan berjumpa lagi
Nanti... suatu waktu, melepas kangen lagi...
Didalam khayalmu, atau dalam khayalku

Kalau kau setuju, kita akan melepas kangen malam ini, di peraduan kasihku-mu
Sebagai tanda cintaku padamu

PENULIS-INDONESIA.COM

Visit My Profile

LELAKI PERTAMA

Aku baru bergabung dalam sebuah situs kepenulisan www.kemudian.com, aku memiliki seorang teman baru bernama Shafira disana, sebuah tulisannya tentang lelaki pertama mengingatkanku pada bapak.
Dia sebut, lelaki pertamanya, adalah lelaki yang pertama kali menciumnya, membuatnya cemburu, menyayanginya, bahkan pergi dalam dekapannya.
Aku terharu, sangat terharu, itu puisi yang sangat indah, puisi untuk seorang 'buya' tercinta, aku benar-benar terhanyut dalam puisinya.

***

Selama ini yang pertama tertanam dalam tiap benak ketika menyebut kata 'lelaki pertama' mungkin saja seorang pria yang ada diluar keluarga kita yang pertama kali mengenalkan kita pada sesuatu yang baru, yang kadang ada yang menyebut 'pacar/kekasih atau bahkan seorang suami', nggak terfikirkan dalam benakku kalau orang-orang itu adalah lelaki kesekian dalam hidup wanita, karena sebenarnya lelaki pertama itu adalah 'ayah, bapak, abi, buya, father, papa' atau beraneka sebutan lainnya.

***

Aku sekali lagi terkesimah dan kini teringat pada lelaki pertamaku di rumah, entah apa yang sedang dilakukannya sekarang. Aku telah membuat hatinya nanar beberapa waktu lalu, gaya bahasaku dihadapannya terlampau kasar, terlampau berlebihan, terlampau tak sopan, MAAF PAK.

Shafira, kau benar-benar membuatku menangis, puisimu untuk ayahandamu terkasih meninggalkan bekas dalam hatiku, aku masih memiliki lelaki pertama itu, tapi tak jarang aku berbuat seolah aku tak membutuhkannya, MAAF PAK.

Terimakasih Shafira, aku akan lebih memperhatikannya sekarang. Karena sama sepertimu, dia juga lelaki pertama dalam hidupku.

KANGEN

Entah darimana rasa itu ada, kangen... kangen... kangen... berat.
Aku tak menjumpainya sejak malam dimana kami bersanding diatas nirwana. Aku melihatnya sejak malam dimana aku dan dia bertemu pertama dan hanya diam, dan kini kangen itu menggangguku.

Bagaimana harus kujalani tiap derap langkahku berikutnya dengan rasa kangen bertumpuk dihatiku? Aku ingin melepasnya tapi aku takut kehilangan, lalu bagaimana lagi???

Senin, 28 Januari 2008

SEMANGAT!!!!!

Boleh percaya boleh nggak, tapi ternyata nulis itu susah ya... inspirasi yang kadang datang kadang hilang bisa sangat mempengaruhi psikologi seorang penulis, baik yang sudah mahir atau yang pemula.
Saya termasuk penulis pemula, belum punya karya apa-apa dan belum jadi apa-apa. Tapi ternyata juga ngerasain hal yang sama loh.
Tempo hari pengen nulis cerita atau puisi tapi ampuuun deh susahnya, padahal kalau dikeluarin gitu aja dalam benak bisa keluar lancar banget, pas giliran mau dituangin ke atas kertas.... fiuhhh... kalau nggak dipaksa nggak bisa deh

*********
Satu-satunya cara yang aku dapat untuk memaksa diri ini untuk menulis dan menuangkan semua fikiran aku dalam bentuk puisi atau cerpen cuma satu cara "BERSEMANGAT". Seperti kata sebuah tokoh dalam serial Mandarin (aku lupa namanya) "Semangat!!! Itu kuncinya"

Tapi masalahnya gimana bisa bersemangat terus tiap hari padahal ada banyak masalah yang ada dalam kepala dan kehidupan ini yang harus harus selalu kita sikapi setiap hari, fiuuuh.

Mau tau caranya???
Berpandangan lurus ke depan dengan niat yang tulus untuk sebuah cita-cita
TAPI
Sekali-sekali pandang sesuatu juga dari sisi negatif, untuk mempersiapkan diri kita kalau-kalau didepan kita ada jurang yang udah terbuka lebar.

Semangat itu nggak perlu dicari kemana-mana, karena Semangat itu hanya tergantung dari diri kita sendiri, kalau kita punya niat pasti bisa, dan sekarang itu yang saya pakai.
Berpandangan lurus ke depan, hadapi semuanya dengan berfikir baik dan persiapkan kemungkinan terburuk yang akan kita hadapi nanti dengan sedikit melihat sisi negatifnya tapi jangan kebanyakan loh.

***

SEBUAH HIMNE UNTUK PAK HARTO

Lambaian tangan, penghormatan, tetesan airmata
Mengiringi pergi-mu
Putra Bangsa yang sempat memimpin Indonesia pusaka dengan kehangatan
Putra Bangsa yang telah membela Negeri ini dengan Bambu runcing sebagai pegangan

Selamat jalan Pak Harto
Lagu perpisahan akan berkumandang untukmu
Bendera setengah tiang selalu akan dikibarkan untukmu
Penghormatanmu pada Negeri ini akan selalu dikenang
Jasamu pada Negeri ini tak akan disia-siakan

Maafkan kami
Generasi muda yang tak tahu diri ini
Yang hanya menghabiskan peluh keringatmu dengan berkoar-koar di jalan tanpa perduli beratnya bebanmu
Menuntut perubahan demi perubahan padahal tak tahu bagaimana kau berjuang
Meminta perbaikan tapi hanya lewat orasi-orasi hambar
Menghujatmu dengan berbagai makian, padahal kami tak tahu bagaimana beban negeri ini kau pikul dipundakmu

Selamat jalan Pak, selamat jalan Putra Indonesia Tercinta
Kehangatanmu mungkin tak lagi akan ditemui
Tapi akan selalu tersimpan dalam kenangan

Selamat jalan bapak pembangunan terkasih
Pulanglah ke PangkuanNya, dengan senyuman
Setiap kali kau hadir dihadapan media massa
Yang meskipun mengumpatmu, hadir dengan pertanyaan menjatuhkanmu
Kau tetap tersenyum

Kembalilah pada Allah SWT,
Semoga kau ditempatkan di tempat terbaik di sisiNya

*****

Betapa hatiku takkan pilu... Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku tak akan sedih... Hamba ditinggal sendiri

Siapakah kini Pelipur lara, yang setia dan perwira
Siapakah kini Pahlawan hati, pembela bangsa sejati

Telah gugur Pahlawanku, Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh sribu, Tanah Air Jaya Sakti

*****

Bapak Suharto tercinta, Semoga kau tenang disisinya
dan Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat ketabahan.

Untuk seluruh warga Indonesia, meskipun dia memiliki kesalahan pada masa kejayaannya, ingatlah bahwa dia telah memberikan kehidupan yang layak untuk kita, ingatlah bahwa dia telah membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan berkembang, ingatlah bahwa kita, selayaknya manusia ciptaan Tuhan memiliki salah dan khilaf, dan sudah sepantasnya saling memaafkan.

Bagaimanapun juga, dia pernah menjadi bapak negeri ini, memajukan negeri ini, dan menetramkan Indonesia, maka hargailah tiap jerih payahnya, tiap tetes keringatnya, tiap usahanya.